Satker LHK Sulsel Gelar Upacara Peringatan Harkitnas

    Satker LHK Sulsel Gelar Upacara Peringatan Harkitnas

    MAKASSAR-- Peringati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2024 digelar Senin 20 Mei 2024 berpusat di Lapangan Upacara SMK Kehutanan Negeri Makassar Jl.Perintis Kemerdekaan KM 17, 5.

    Mengusung tema, "Bangkit Menuju Indonesia Emas" upacara Harkitnas berlangsung secara khidmat dan dihadiri para Kepala UPT  KLHK Sulawesi Selatan dan jajarannya. 

    Bertindak selaku Inspektur upacara, Koordinator Wilayah UPT Satker LHK Sulsel Ir.Jusman,  Komandan Upacara, Sudirman dari Manggala Agni Daops Sulawesi 1 Gowa, Balai PPI LHK Sulawesi. Pasukan pengibar Bendera dari Siswa Siswi SMK Kehutanan Negeri Makassar.

    Jusman saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Budi Arie Setiadi menyatakan Hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. 

    "Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu. Menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia, " tutur Jusman.

    "Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua, " ujar Plt.Kepala P3E SUMA KLHK ini.

    Diterangkannya,  Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.

    Jusman kembali menjelaskan bahwa Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.

    "Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan; "Sesuatu yang ajaib
    sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun" Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, " ungkapnya.

    "Penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan, " imbuhnya.

    Sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan,
    melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. 

    Dialah sosok yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tangannya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.

    "la sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan, " ungkap Jusman.

    Lebih lanjut diutarakannya,  
    Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama
    yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. 

    "Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, Kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini, " imbuhnya.

    Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran
    para "kaum muda' sebagai "embrio bangsa".

    Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru.
    Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan  dan kemuliaan  manusia.

    "Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung
    Karno sebagai "jembatan emas" Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah "jembatan emas" yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan
    batin di atas tanah sendiri, " terangnya.

    "Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban, " bebernya.

    Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong 'Indonesia Emas" .

    Tingkat penetrasi internet di
    Indonesia telah mencapai 79.5?ri total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030.

    Dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi, transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas
    bisnis. 

    "Sementara itu, dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus membuka peluang bagi Indonesia, " harap Jusman.

    Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama.

    Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh penjuru tanah air.

    "Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa
    depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di
    depan mata, " pungkas Inspektur Upacara dihadapan peserta.

    Sumber berita: Humas P3E Sulawesi dan Maluku

    harkitnas
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Raker HIMAGRO UMMA, Rumuskan 17 Program...

    Artikel Berikutnya

    Uniprima Benchmarking Unibos Sharing Penerapan...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Revolusi Penulisan Rilis Berita dengan Bantuan Artificial Intelligence (AI)
    Heboh Gelar Doktor Honoris Causa dari Perguruan Tinggi Ilegal, Hendri Kampai: Prestise atau Prestasi Palsu?
    Agus Flores, Sang Komando Media yang Mampu Menggerakkan 1000 Media dalam Hitungan Menit
    Presiden Terpilih Prabowo Subianto Tunjukkan Isyarat Mempertahankan Panglima TNI dan Kapolri

    Tags